Posted by : Endra Nero Rabu, 06 Juni 2012
Tag :

Renungan

renungan



Sedikit renungan di sore hari, silahkan dibaca :






Saat kau berumur 1 tahun, dia menyuapi dan memandikanmu
Sebagai balasannya, kau menangis sepanjang malam.
Saat kau berumur 2 tahun, dia mengajarimu bagaimana cara berjalan.
Sebagai balasannya, kau kabur saat dia memanggilmu.
Saat kau berumur 3 tahun, dia memasakkan semua masakanmu dengan kasih sayang.
Sebagai balasannya, kau buang piring berisi makanan ke lantai.
Saat kau berumur 4 tahun, dia memberimu pensil berwarna.
Sebagai balasannya, kau corat-coret dinding rumah dan meja makan.
Saat kau berumur 5 tahun, dia membelikanmu pakaian-pakaian yang mahal dan indah.
Sebagai balasannya, kau memakainya untuk bermain di kubangan lumpur dekat rumah.
Saat kau berumur 6 tahun, dia mengantarmu pergi ke sekolah dan mengaji.
Sebagai balasannya kau berteriak. “NGGAK MAU!!”
Saat kau berumur 7 tahun, dia mengajakmu sholat.
Sebagai balasannya, kau lagi-lagi berteriak,”AKU SEDANG NONTON TV!!”
Saat kau berumur 8 tahun, dia memberimu es krim.
Sebagai balasannya, kau tumpahkan hingga mengotori seluruh bajumu.
Saat kau berumur 9 tahun, dia membayar mahal untuk kursus les sekolahmu.
Sebagai balasannya, kau sering bolos dan sama sekali tidak pernah masuk.
Saat kau berumur 10 tahun, dia mengantarmu kemana saja kamu mau.
Sebagai balasannya, kau melompat keluar rumah tanpa memberi salam dan mengecup tangannya.
Saat kau berumur 12 tahun, dia melarangmu untuk melihat acara TV khusus dewasa.
Sebagai balasannya, kau tunggu sampai dia keluar rumah.
Saat kau berumur 13 tahun, dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya.
Sebagai balasannya, kau katakan dia tidak tahu mode.
Saat kau berumur 14 tahun, dia membayar biaya untuk kempingmu selama sebulan liburan.
Sebagai balasannya, kau tak pernah menelponnya tentang kabarmu hingga membuatnya cemas.
Saat kau berumur 15 tahun, dia pulang kerja ingin memelukmu.
Sebagai balasannya, kau menghindar dan mengunci pintu kamarmu.
Saat kau berumur 17 tahun, dia sedang menunggu telepon yang penting.
Sebagai balasannya, kau pakai telepon nonstop dengan temanmu semalaman.
Saat kau berumur 18 tahun, dia menangis terharu ketika kau lulus SMA.
Sebagai balasannya, kau berpesta dengan temanmu hingga pagi.
Saat kau berumur 19 tahun, dia membayar biaya kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertama.
Sebagai balasannya, kau minta diturunkan jauh dari dari pintu gerbang agar kau tidak malu di depan teman-temanmu.
Saat kau berumur 20 tahun dia bertanya,”Dari mana saja seharian ini?”
Sebagai balasannya, kau sudah mulai berani membentak,”Ah ibu cerewet amat sih, ingin tahu urusan orang!”
Saat kau berumur 21 tahun, dia menyarankan satu pekerjaan yang bagus untuk karirmu di masa depan.
Sebagai balasannya, kau katakan,”Aku sudah kuliah sudah dewasa tak perlu nasehat ibu.”
Saat kau berumur 22 tahun, dia memelukmu dengan haru saat kau lulus perguruan tinggi.
Sebagai balasannya, kau tanya dia kapan kau bisa rekreasi atas kelulusanmu…
Saat kau berumur 24 tahun, dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencananya di masa depan.
Sebagai balasannya,”Aduuuh, bagaimana ibu ini, saya ini sudah S1 biar kami yang berpikir sendiri tidak perlu masukan dari ibu.”
Saat kau berumur 25 tahun, dia membantumu membiayai pernikahanmu.
Sebagai balasannya, kau pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 300 km.
Saat kau berumur 30 tahun, dia memberikan beberapa nasehat bagaimana merawat bayimu.
Sebagai balasannya, kau katakan padanya,”Ibu, sekarang zamannya sudah berbeda!”
Saat kau berumur 40 tahun, dia menelepon untuk memberitahukan hajatan salah seorang kerabat.
Sebagai balasannya,kau jawab,”Bu, saya sibuk sekali, nggak ada waktu.”
Saat kau berumur 50 tahun, dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu.
Sebagai balasannya, kau baca buku tentang pengaruh negatif orang tua yang menumpang tinggal di rumah anak-anaknya.
hingga suatu hati kau berkunjung ke rumah ibumu, tampak orang-orang beramai-ramai di rumahnya. Hatimu cemas ada apa gerangan, setelah sampai di depan pintu kau lihat sesosok manusia telah terbujur kaku dengan tertutup kain putih. Lalu kaupun mendekat, dan ternyata setelah kau buka ternyata…Astaghfirullohaladziim….Innalillhi Wa Inna Ilaihi Rojiuun…Ya, dialah ibumu yang selama ini kau sakiti hatinya.
Di usia yang telah senja Allah swt berkenan memanggilnya. Dan tiba-tiba kau teringat semua yang belum pernah kau lakukan, karena belum sempat berbakti kepadanya. Hanya penyesalan yang menimpamu.

Sumber


;
Anda sedang membaca artikel tentang Renungan dan anda bisa menemukan artikel Renungan ini dengan url http://nero-vista.blogspot.com/2012/06/renungan.html, anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Renungan ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Renungan sumbernya, Thx

Artikel Terkait Lainnya :



{ 3 comments... read them below or Comment }

Berkomentarlah dengan baik..
1. No Spam
2. No Sara
3. No Kata2 Jorok

Papan Update

2015

  • Nero-Vista Blog akan vakum untuk sementara, mohon maaf atas ketidaknyamanannya

  • MARI SUPPORT BLOG INI

    Post Terpopuler





    close





    - Copyright © 2011 Nero Vista -Shinpuru V2 by Djogz- Modified by Nero Endra -